Adanya usaha kue kering ini berawal dari upaya keluarga memenuhi tuntutan ekonomi yang semakin sulit, nama Diah Arvianti tumbuh menjadi brand kue kering “Diah Cookies”. Diah cookies merupakan Binaan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro yang kerap jadi percontohan di Surabaya.
Diah menceritakan awal mula usahanya yang penuh haru pada saat itu orang tuanya sakit tahunan sehingga menuntut pengeluaran keluarga lebih banyak karena alasan tersebut, Suami Diah berniat bekerja ke Kalimantan berharap mendapat penghasilan lebih banyak daripada pekerjaannya yang di Surabaya. “saat itu kami tangis tangisan berdua. Suami bilang gelem ta (masih mau) kamu menerima ak gak kerjo (tidak kerja), hidup kurang,” cerita Diah, setelah kejadian itu saya bersama suami bertekad membuka usaha dan usaha apapun di lakukan dengan jualan macam – macam yang penting dapat uang kata Diah, usaha yang dikerjakan berganti ganti karena kerap tidak menghasilkan “ Pernah kue kita habis tapi uang tidak dapat karena itu kita tidak paham pembukuan ujarnya, Dia berjualan dengan barang yang berganti ganti hingga akhirnya dia mengenal program Pemerintah Kota Surabaya bernama Pahlawan Ekonomi pada Tahun 2011. Program yang diadakan Pemerintah Kota Surabaya tersebut melatih para pelaku Usaha Mikro mulai dari pengolahan, pengaturan keuangan, pengemasan hingga pemasaran. “Saya baru tahu pembukuan itu setelah mengikuti program yang ada di Pemerintah Kota yaitu Program Pahlawan Ekonomi” kata Diah.
Di Pahlawan Ekonomi, Diah bahkan kerap berkonsultasi dengan konsultan yang ada dari perwakilan Pemerintah Kota Surabaya salah satunya Dinas Koperasi dan Usaha Mikro bagaimana cara pemasaran hingga melalui pemasaran on line untuk mengikuti kemajuan teknologi.
Supaya produk mudah dingat Diah memberi nama produk kue keringnya dengan namanya dan sampai sekarang Diah membranding diri sebagai kue kering, kalau orang ingat Diah pasti ingat kue kering jelasnya. Usaha kini kian maju dari awalnya semua dilakukan dirumah hingga memiliki gudang khusus dan rumaah nastar sebagai toko kue keringnya. Walaupun dua tempat lain masih sewa, Diah bersyukur hidupnya berkecukupan bahkan membuka lapangan pekerjaan bagi 10 karyawan dengan memberdaya masyarakat disekitarnya.
Leave a comment